Simeulue – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simeulue berlakukan masa tanggap darurat bencana banjir selama 7 hari. Menyusul intensitas hujan deras terjadi Sabtu(2/9/2023) hingga Minggu malam (3/9/2023).
“Masa tanggap darurat ini berlaku secara tentatif atau bisa berubah.”kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Simeulue, Zulfadli, Minggu (3/9/2023).
Menurut Zulfadli, intensitas hujan deras terjadi sekitar pukul 22:00 WIB Sabtu malam, 2 September 2023 hingga sore menjelang Minggu malam, 3 September 2023, yang menimbulkan luapan banjir dengan ketinggian air, 30 cm hingga 120 cm, yang merendam pemukiman warga di tiga kecamatan.
Dampak curah hujan yang tinggi dan menimbulkan banjir yang merendam ratusan unit rumah warga Simeulue, yakni rumah warga desa Air Dingin Kecamatan Simeulue Timur, sebanyak 23 Kepala Keluarga (KK) dan belum terdata jumlah jiwa. Kemudian rumah warga kecamatan Teupah Tengah di desa Desa Abail sebanyak 22 KK atau 62 jiwa.
Selanjutnya bencana banjir juga merendam rumah warga desa Matanurung, Kecamatan Teupah Tengah sebanyak 5 KK atau 16 jiwa serta terakhir yang terparah banjir merendam ratusan rumah warga kecamatan Teupah Barat di desa Leubang Hulu sebanyak 118 KK atau 407 jiwa.
Zulfadli juga melaporkan hingga sore menjelang Minggu malam atau menjelang malam Senin, 4 September 2023, potensi curah hujan masih tinggi, banjir juga telah merusak jalan di Desa Batu-batu, Kecamatan Teupah Tengah dan abodmen satu unit jembatan di Kecamatan Teluk Dalam.
Kalaksa BPBD Simeulue, menyebutkan hujan deras yang menimbulkan banjir dan merendam ratusan rumah warga Simeulue, hingga sore menjelang Minggu malam, dilaporkan air telah berangsur surut serta satu ruas jalan umum di desa Abail, kEcamatan Teupah Tengah juga telah dapat dilalui.
“Banjir telah surut dan sejak kemarin malam, hingga sore ini menjelang malam Senin, potensi curah hujan masih sangat tinggi, maka kita minta warga yang tinggal dipinggir sungai dan dekat gunung tetap waspadai potensi bencana alam longsoran serta pohon tumbang dijalan,” pesannya.
Saat ini pihaknya masih mengumpulkan data untuk estimasikan kerugian dampak bencana banjir, serta masih melakukan pemantauan di sejumlah titik wilayah, disebabkan langit pulau Simeulue masih diselimuti awan tebal, angin kencang serta kilat, pertanda potensi curah hujan belum ada tanda-tanda akan berhenti.